TreeNews - Bangkalan - Sebuah pertunjukan kesenian budaya yang berasal dari desa Patenteng kecamatan Modung dengan ciri khas yang dimiliki berupa kesenian Topeng Patenteng.
Sebagai salah satu cara melestarikan budaya tersebut, hari ini jumat malam (04/03/2022) Dinas Pariwisata Kabupaten Bangkalan menggelar pertunjukkan seni topeng Patenteng dengan tema "Sambhughella ateh" Yang berarti "Ikatan cinta yang Abadi" dilaksanakan di Taman Rekreasi Keluarga (TRK) Bangkalan.
"Hal ini dilakukan sebagai cara menarik perhatian masyarakat dan kebetulan pada tahun ini merupakan momentum topeng Patenteng ini untuk diusulkan masuk warisan budaya tak benda setelah tahun kemarin dinas pariwisata Kabupaten Bangkalan sudah mengusulkan Tongkosan sebagai penetapan WBT Kabupaten Bangkalan" Terang Hendra Gemma Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Bangkalan.
Menurutnya lagi, versi seni Patenteng ini sendiri sebenarnya banyak versi yang berdasar sejarah namun kali ini kita mengangkat dari salahsatunya, dan semoga usulan ini dapat disetujui sehingga semakin banyak warisan budaya tak benda yang kita miliki.
Kesenian Topeng patengteng sendiri adalah upacara adat untuk memohon turunnya hujan ketika kemarau panjang dan Desa Patengteng mempunyai rutinitas dalam seni budaya yang ditampilkan setiap ada kegiatan yang berupa meminta turunnya hujan dan ketika ada rokat Tasek serta kegiatan-kegiatan yang lain yang mengandung mistis dan tidak. Tari topeng merupakan budaya sejak zaman dahulu, tari topeng selalu ditampilkan setiap ada acara besar dan pertunjukan budaya yang ada di Madura.
Banyak orang mengenal tari topeng ini namun sedikit orang yang tahu jika tari topeng ini berasal dari desa Patengteng. Kisah tari topeng itu terdiri dari lima orang diantaranya raja dan ratu, roh jahat dan dua prajurit dari roh jahat.
Awal mulanya ratu menari dia sebuah kerajaan yang mana ratu sedang dicarikan jodoh, saat ratu menari sendiri dengan menggunakan topeng saat itu pula raja yang sejak dulu mengagumi ratu datang menjadi pendamping dalam tarian ratu, mereka sangat senang menari bersama bahkan mereka tidak berfikir akan ada orang datang dengan dua prajurit yang ingin merusak hubungan ratu dan raja. Saat roh jahat itu datang ditengah-tengah tarian antara raja dan ratu, roh jahat mulai melangkah dan berdiri di depan ratu menggantikan raja yang sedang menari bersama ratu. Roh jahat mulai merayu ratu. prajurit yang berada di belakang roh jahat pergi agar tidak ada yang menghalangi niat jahat dari roh jahat yang ingin merebut hati ratu.
Pada alunan gendang yang menjadi nada tari, roh jahat sadar jika ratu mencoba pergi, dan ratu mulai bersanding dengan raja kembali, usahanya dalam memenangkan ratu gagal, sehingga dia merasa malu dan pergi meninggalkan tarian itu, dan membiarkan raja dan ratu bersanding dan menari dengan menggunakan topeng.
(Luv)
0 Komentar